Senin, 18 Februari 2013

psikologi motivasi



psikologi motivasi
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Motivasi dan Hubungannya dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”
1. Definisi Motivasi
Mc Donald memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu  perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh  dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

A.Menurut Sartain dalam bukunya Psikologi Understanding of Human  Behavior, motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu  organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau  perangsang.

B.James O. Whittaker memberikan pengertian secara umum, motivasi  adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi  dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang  ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

C. Hubungan Motivasi dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”  Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan  kebutuhan psikis atau ruhaniah. Kebutuhan atau need merupakan suatu  keadaan dimana individu merasakan adanya kekurangan, atau ke-tidakada-an
sesuatu yang diperlukannya. Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan  yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah.  Meskipun ada variasi makna, ketiga hal tersebut sangat bertalian erat dan sulit  dipisahkan, dan semuanya termasuk suatu kondisi yang mendorong individu  melakukan kegiatan, kondisi tersebut disebut motivasi.  Dengan demikian motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk  dari berbagai tenaga pendorong yang berupa desakan (drive), motif dan  kebutuhan (need). Sehingga untuk menyederhanakan ketiga macam tenaga  pendorong tersebut akan disebut dengan satu istilah saja yang lebih bersifat umum yaitu motif. Motif-motif yang mendorong perilaku individu dapat  dikategorikan atas motif dasar dan motif sosial.  Motif dasar berkenaan dengan segala macam bentuk dorongan untuk  memenuhi kebutuhan dasar. Motif ini bersifat instink, dimiliki individu sejak kelahirannya atau diperoleh dalam proses perkembangannya tanpa harus  dipelajari. Sedangkan motif sosial merupakan perkembangan dari motif dasar,  berkembang karena belajar dari pengalaman, baik belajar dari pengalaman  yang disadari maupun yang dilakukan tanpa rencana dan sadar. Motif ini berkembang melalui proses interaksi sosial, dan peranannya sangat besar  dalam kehidupan sosial.

B. Macam-Macam Motivasi dan Implikasinya dalam Belajar
1. Macam-Macam Motivasi, Menurut sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Motivasi takut (fear motivation), individu melakukan sesuatu  perbuatan karena takut.
b. Motivasi Insentif (incentive motivation), individu melakukan  sesuatu perbuatan untuk mendapatkan   insentif.
c. Motivasi sikap (attitude motivation), motivasi ini lebih bersifat instrinsik, muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik dan datang dari luar diri individu.

            Motif yang mendorong perbuatan individu, dibedakan atas lima kategori yang membentuk suatu hierarki atau tangga motif dari yang terendah ke yang  tertinggi, yaitu:
a. Motif Fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah.
b. Motif Pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan.
c. Motif ..Persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang, persaudaraan baik dengan jenis kelamin yang sama maupun beda.
d. Motif Harga Diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan, penghargaan dan penghormatan dari orang lain.
e. Motif Aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi yang dibawa dari  kelahirannya dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualisasikan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan  nyata. Melalui berbagai bentuk belajar dan pengalaman, individu berusaha  mengaktualkan semua potensi yang dimilikinya.



2. Implikasi Motivasi dalam Belajar

            Guna berperan untuk menetapkan kebutuhan dan motivasi murid-  murid berdasarkan tingkah laku mereka yang tampak, masalah bagi guru ialah  bagaimana menggunakan motives dan needs murid untuk mendorong mereka  bekerja mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan itu,  diharapkan ada perubahan tingkah laku. Karena itu, tugas guru ialah  memotivasi murid untuk belajar demi tercapainya tujuan yang diharapkan, serta di dalam proses memperoleh tingkah laku yang diinginkan.  
Guru sering menggunakan incentives untuk memotivasi murid agar berusaha mencapai tujuan yang diinginkan. Incentives, apa pun wujudnya akan  berguna hanya apabila incentives itu mewakili tujuan yang akan dicapai yang  kiranya memenuhi kebutuhan psikologis murid-murid. Konsekuensinya, guru  harus kreatif dan imajinatif dalam menggunakan incentives untuk memotivasi  anak agar berusaha mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

C. Hubungan Motivasi dengan Kebutuhan Manusia
Motif Fisiologis
Motif Aktualisasi Diri
Motif Harga Diri
Motif Persaudaraan
Motif Pengamanan

2. Implikasi Motivasi dalam Belajar  Guna berperan untuk menetapkan kebutuhan dan motivasi murid-  murid berdasarkan tingkah laku mereka yang tampak, masalah bagi guru ialah
bagaimana menggunakan motives dan needs murid untuk mendorong mereka  bekerja mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan itu,  diharapkan ada perubahan tingkah laku. Karena itu, tugas guru ialah  memotivasi murid untuk belajar demi tercapainya tujuan yang diharapkan,  serta di dalam proses memperoleh tingkah laku yang diinginkan.  Guru sering menggunakan incentives untuk memotivasi murid agar  berusaha mencapai tujuan yang diinginkan. Incentives, apa pun wujudnya akan  berguna hanya apabila incentives itu mewakili tujuan yang akan dicapai yang  kiranya memenuhi kebutuhan psikologis murid-murid. Konsekuensinya, guru  harus kreatif dan imajinatif dalam menggunakan incentives untuk memotivasi  anak agar berusaha mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

C. Hubungan Motivasi dengan Kebutuhan Manusia  Dalam setiap perbuatan manusia pasti mempunyai tujuan tertentu dan  berdasarkan motif tertentu pula. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan  diperlukan sebuah motivasi. Motivasi inilah yang mengaktifkan atau memberi
dorongan kepada manusia untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang dapat  memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai.
Memang, sulit untuk mengetahui  motivasi pada diri seseorang secara langsung. Namun motivasi pada diri seseorang  dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya.  Tingkah laku yang memenuhi kebutuhan, cenderung untuk diulangi
apabila kebutuhan itu ditumbuhkan. Tingkah laku yang mencapai ke arah  tercapainya tujuan menjadi semakin kuat, yakni bilamana seseorang dimotivasi  lagi dengan cara yang sama maka tingkah laku itu terjadi lagi

            Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, guru sering menghadapi tingkah laku-  tingkah laku kelas yang tak dapat diterangkan dan sulit diatasi karena tingkah laku  tersebut telah diperkuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dalam situasi-situasi  yang agaknya memberikan “reward” bagi seorang anak, kecenderungan tingkah  laku dapat dipelajari. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi  kebutuhan anak misalnya dengan memberi pujian atau penghargaan-penghargaan  lainnya.  Misalnya, anak yang selalu berbicara di kelas, sering mengganggu
ketenangan kelas barangkali berusaha memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan  perhatian. Bila tingkah lakunya menarik perhatian, maka kemarahan dan teguran  dari guru sangat berpengaruh.
Jadi, motives adalah wujud khusus dari proses motivasi, sedangkan needs  adalah keadaan yang menimbulkan motivasi. Needs merupakan potensialitas tetap  yang dimotivasi dengan cara tertentu. Timbulnya kebutuhan dalam diri seseorang  adalah menunjukkan bahwa orang itu termotivasi dengan cara tertentu.

D. Proses Motivasi dalam Belajar
             Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah  yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil  tertentu (Reber, 1988). Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan  perubahan perilaku kognitif, afektif, dan  sikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang  lebih maju daripada keadaan sebelumnya.  Mengenai tahap-tahap belajar terdapat beberapa pendapat.

a. Menurut Jerome S. Bruner, dalam proses belajar siswa menempuh tiga tahap:
1) tahap informasi (tahap penerimaan materi)
2) tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
3) tahap evaluasi (tahap penilaian materi)
b. Menurut Arno F. Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning , setiap  proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:
1) acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
2) storage (tahap penyimpanan informasi)
3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
c. Menurut Albert Bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori  social learning/ observational learning, setiap proses belajar terjadi dalam urutan

tahapan 
peristiwa yang meliputi:
1) tahap perhatian (attentional phase)
2) tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase)
3) tahap reproduksi (reproduction phase)
4) tahap motivasi (motivation phase)

E. Faktor-Faktor yang Mempermudah Timbulnya Motivasi Belajar
1. Readiness (Kesiapan)  Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap
untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu.  Kondisi mencakup tiga aspek:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari
Adapun prinsip-prinsip Readiness adalah:
- semua aspek perkembangan berinteraksi (saling mempengaruhi)
- kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh
manfaat dari pengalaman - pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kesiapan
- kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu  selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
Readiness mengandung beberapa aspek yaitu:
a. Kematangan, adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah  laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.
b. Kecerdasan, Menurut J. Piaget perkembangan kecerdasan meliputi:
1)Sensori motor period (0 – 2 tahun)  Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum terkoordinasikan.
2)Preoperational period (2 – 7 tahun)  Anak mulai mempelajari nama-nama dari objek yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa.
3)Concrete operation (7 – 11 tahun)  Pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah dan skema  pengamatan mulai diorganisasikan menjadi sistem pengerjaan yang  logis.
4)Formal operation (lebih dari 11 tahun)  Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada objek-objek yang konkret. Anak mulai mempu memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada
melalui pemikirannya, dapat mengorganisasikan situasi/masalah, serta  dapat berpikir logis.
 
2. Transfer
Transfer adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu  yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Apabila  hasil belajar yang terdahulu itu memperlancar proses belajar berikutnya maka  transfer tersebut disebut transfer positif. Namun jika mengganggu proses belajar  berikutnya maka transfer tersebut disebut transfer negatif.
Ada beberapa teori mengenai transfer, yaitu:
1) Teori disiplin mental formal
2) Teori komponen-komponen identik
3) Teori generalisasi
4) Teori Gestalt
Untuk mempermudah transfer dibutuhkan kondisi yang kondusif, yaitu  dengan adanya kemampuan asli pelajar; murid mempelajari materi yang  menarik baginya; sikap positif dan usaha suka rela murid; cara mengajar yang  menarik, bervariasi, tepat guna dan sesuai dengan kemampuan murid.
Adapun prinsip-prinsip transfer adalah:
- menanamkan kesungguhan pada anggota yang belajar
- membuat materi belajar menjadi bermakna
- memungkinkan terjadinya konsekuensi yang memuaskan terhadap  respon- respon yang benar
- menyediakan latihan/praktek
- menghindari organisasi yang salah dan gangguan
- menekankan konsep-konsep dan kemampuan-kemampuan umum
- memungkinkan terjadinya aplikasi
- memungkinkan peningkatan belajar dan tindak lanjutnya.

3. Incentive
Incentive adalah penghargaan yang diberikan atas keberhasilan siswa  sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa. Penghargaan ini misalnya  berupa pujian, angka yang baik, memberi hadiah, dan lain-lain. Incentive dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Insentif Intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan  tugas dan tujuan. Misalnya pengenalan tentang hasil/kemajuan belajar serta  mengenai persaingan sehat.
- Insentif Ekstrinsik, yaitu situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional
dengan tugas. Misalnya ganjaran, hukuman, perlakuan kasar, kekejaman, dan  ancaman yang membuat takut Dari kedua macam insentif tersebut, yang lebih memajukan belajar individu
adalah insentif intrinsik.







BAB III
PENUTUP

            Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau  memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang  ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk  dari berbagai tenaga pendorong yang berupa desakan (drive), motif dan kebutuhan  (need).  
Menurut sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu Motivasi takut  (fear motivation), Motivasi Insentif (incentive  otivation), dan Motivasi sikap (attitude motivation).

             Sedangkan Motif yang mendorong perbuatan individu, dibedakan atas lima kategori yaitu Motif Fisiologis, Motif Pengamanan, Motif  Persaudaraan dan kasih sayang, Motif Harga Diri, dan Motif Aktualisasi diri. Guna berperan untuk menetapkan kebutuhan dan motivasi murid-murid berdasarkan tingkah laku mereka yang tampak, masalah bagi guru ialah bagaimana  menggunakan motives dan needs murid untuk mendorong mereka bekerja mencapai  tujuan pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan itu, diharapkan ada perubahan  tingkah laku. Karena itu, tugas guru ialah memotivasi murid     untuk   belajar  demi tercapainya tujuan yang diharapkan, serta di dalam proses memperoleh     tingkah                        laku yang diinginkan.  Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan            perubahan        perilaku           kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat  positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.  Mengenai tahap-tahap belajar terdapat beberapa pendapat. Adapun faktor-faktor yang mempermudah timbulnya motivasI belajar  adalah Readiness (kesiapan), Transfer, dan Incentive.








DAFT R  PUSTAKA
·         Muhibbin Syah, M. Ed., Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 109-112.
·         Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja  Rosda Karya, 2005), hlm. 61
·          Drs. Wasty Soemanto, M. Pd., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), hlm. 203.
·         MAKALAH INI SAYA BUAT DENAGN KAWAN SAYA NAMA: T.ADE VIDYAN MAQFIRAH TB


1 komentar: